Dear
Kalut ya rasanya kehilangan seseorang yang ternyata tanpa kita sadari dia sudah membuat kita nyaman kemudian ia tak memiliki rasa yang sama.
Bukan karena ditinggalkan. Bertemu kemudian menghilang. Bukan seperti itu.
Bukan juga karena hanya saya saja yang merasakan kemudian saya juga yang merasa dicintai atau merasa percaya diri.
Bahkan kita dalam diskusi yang sama.
Saya tak tahu pastinya kenapa dia seperti itu. Tak menjelaskan dan hanya membuat aku meraba saja.
Aku kadang gerah dibuatnya tanpa jalan, membuat aku tersesat dan aku sendiri ditinggalkan.
Memang sudah biasa rasanya aku begini oleh dia yang selalu ku gantungkan harapan. Sudah biasa kecewa dan dikecewakan. Dan aku hampir tak terbiasa sedih jika mengingat mesti kuabaikan saja dia.
Mungkin kebanyakan dari orang orang disekelilingku aku masih saja meringis kesakitan oleh seseorang dimana yang lain sudah memiliki sandaran hati. Aku terlampau jauh ketinggalan oleh mereka yang sedang merenda masa depan. Aku cuma begini saja.
