TUGAS INDIVIDU
Mata Kuliah Kewirausahaan 2
Nama : Riska Wijayanti Senin, 1 April 2013
Nama : Riska Wijayanti Senin, 1 April 2013
Kelas :
8 E
Prodi :
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
Laporan Hasil Wawancara Pelaku Usaha Kecil
1.
Wawancara Pedagang Bubur Ayam Keliling
Ø
Biodata
Mang
Alih adalah nama sapaan akrab warga sekitar yang terkenal dengan buburnya yang
gurih dan lezat. Pria kelahiran 20 Maret 1956 ini hampir 15 tahun menekuni
pekerjaan ini sebagai tukang bubur ayam keliling, dalam kurun waktu yang cukup
lama ini, tak heran bila Mang Alih sudah memiliki pelanggan tetap biarpun tak
setiap hari merka membeli bubur ayamnya. Ia mulai menjajakan dagangannya mulai
pukul 06.00 wib sampai 11.00 wib, karena di sore hari ia juga berjualan sate
keliling. Pria paruhbaya ini memiliki tiga orang anak diantaranya satu anak
perempuan yang sudah berumah tangga dan dua anak lainnya adalah laki-laki yang
masih duduk di bangku sekolah SD dan SMK.
Ø
Motivasi
Internal
Ada
motivasi internal yang membuatnya bertahan sampai saat ini. Dia mengatakan
“saya belajar bahwa hidup memanglah sulit tetapi apabila dilakukan dengan
sepenuh hati, maka segalanya akan lebih bermakna dan menyengangkan. Contohnya
ketika ia bertemu dan bersilaturahmi dengan banyak orang dan satu hal lagi yang
tak kalah penting karena pekerjaan inilah yang saya dapat lakukan untuk memuhi
kebutuhan anak dan istri saya. Biarpun begitu saya selalu bersyukur pada Gusti
Allah Swt karena saya masih diberi nikmat sehat.
Ø
Motivasi
Eksternal
Selain itu ada hasil wawancara
yang saya pahami sebgai motivasi eksternal, menurut Mang Alih pada awal ia
memulai usaha ini belum banyak orang yang berjualan bubur ayam. Memulai usaha
ini juga mudah dilakukan sasarannya juga banyak, mulai orang dewasa, orang yang
sakit, anak kecil dan berbagai kalangan biasanya mencari bubur ayam. Hal
tersebut yang mendorong Mang Alih tetap bertahan pada usaha ini.
Ø
Strategi
Menghadapi Pesaing
Beberapa
strategi Mang Alih menghadapi pesaingnya antara lain;
-
Tetap
menjaga kualitas bahan baku bubur ayam
-
Harga
yang terjangkau
-
Mencari
tempat yang strategis
Ø
Rancangan
Modal Awal Usaha Bubur Ayam Keliling
·
Gerobak Rp 1.000.000,-
·
Panci
besar Rp 200.000,-
·
Mangkuk,
gelas dan Sendok Rp 100.000,-
·
Serbet,
ember, piring Rp
150.000,-
·
Kompor dan
tabung gas RP 50.000,- +
__________________
Rp 1.500.000,-
Rp 1.500.000,-
Ø
Modal
Harian
· Beras (5 liter X Rp
7.000,-/liter) Rp 35.000,-
· Ayam 2 ekor X Rp 25.000/ekor Rp 50.000,-
· Jeroan ayam 1,5 kg Rp 15.000,-
· Bumbu dan lain-lain Rp 25.000,-
· Gas 3 kg Rp 15.000,- +
Rp 130.000,-
Ø
Omset
Penjualan Kotor
·
50
porsi X Rp 5.000,-/mangkuk Rp
250.000,-
·
Penjualan
sate 30 tusuk X Rp 1000,-/tusuk Rp 30.000,- +
Rp 280.000,-
Ø
Laba/hari
Omset penjualan kotor – Modal Harian
Rp
280.000,- - Rp 130.000,- =
Rp 150.000,-
2.
Wawancara Pedagang Pempek Keliling
v
Biodata
Namanya
adalah Ujang berasal dari Ciamis, Jawa Barat. Ujang berumur 28 tahun, ia telah
menikah dengan Asri dua tahun yang lalu dan telah dikaruniai seorang anak
perempuan berumur kurang lebih 2 tahun. Ia sudah menggeluti profesinya sebagai
pedagang pempek selama setahun. Ia mulai menjajakan dagangannya pukul 08.00 wib
berkeliling sekitar kampung dan tempat keramaian seperti mangkal di
sekolah-sekolah. Pria jangkung ini mengaku mendapatkan ilmunya dari temannya
yang pernah berjualan pempek. Asri, istrinya juga turut membantu perekonomian
keluarganya dengan berjualan sayur-mayur di rumahnya.
v
Motivasi
Internal
Dengan
memulai usaha ini ia mengenal kerja keras untuk sebuah keluarga yang ia sayangi
bersama anak isterinya. Kehidupan setala ia berkeluarga menjadi sangat berbeda
saat lajang dulu. Pria ini mengatakan dengan sungguh-sungguh bahwa ia belajar
tanggung jawab yang sangat besar saat menjadi seorang ayah.
v
Motivasi
eksternal
Kemampuan Ujang yang seadanya
membuat keahliannya terbatas. Dia yang hanya lulusan SMP tak memiliki cukup
bekal untuk bekerja di lingkungan formal. Selain itu, ide untuk memulai usaha
ini ia dapatkan dari temannya yang berprofesi sama, faktor lingkungan juga
menjadi peran penting karena di sekitar wilayahnya masih jarang yang berjualan
pempek keliling.
v
Strategi
Menghadapi Pesaing
Beberapa cara Ujang dalam menghadapi
persaingan, antara lain;
1.
Ramah
dengan pembeli
2.
Menjaga
kualitas rasa dan bahan baku
3.
Harga
yang terjangkau
4.
Tempat
yang strategis
v
Hal-hal
yang dilakukan saat penghasilan tidak sesuai harapan
Ujang beusaha untuk tidak putus asa dan
tetap semangat, membuka layanan pesan bila ada event-event pesta kecil-kecilan
v
Persiapan
Modal Awal Usaha Pempek Keliling
Gerobak Rp 1.000.000,-
Penggorengan Rp
30.000,-
Kompor
dan gas Rp
100.000,-
Piring,
pisau dan serbet Rp
50.000,- +
Rp 1.180.000,-
v
Modal
Harian
Terigu
1,5 kg Rp
4.000,-
Sagu
1 kg Rp 6.000,-
Telur
1,5 kg Rp
8.000,-
Ikan
tenggiri 1,5 kg Rp
25.000,-
Timun ¼ kg Rp
3.000,-
Bumbu
dan lain-lain Rp 10.000,-
Gas
3 kg Rp 15.000,- +
Rp 71.000,-
v
Omset
Penjualan Kotor
Pempek
Telur 50 buah X @Rp 2.000,- Rp 100.000,-
Pempek
Lonjong 60 buah X @Rp 1.000,- Rp 60.000,- +
Rp 160.000,-
v
Laba/hari
Rp
160.000,- - Rp 71.000,- =
Rp 89.000,-