Bab 7
Kalimat yang Komunikatif
Komunikasi merupakan proses penyampaian
informasi atau pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar)
melalui sarana berbahasa baik lisan maupun tulisan. Tanpa kita sadari bahwa
untuk berkomunikasi dengan teman/guru, kita harus pintar dalam memilih kata agar
proses komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya bila kita tidak mengucapkan
kalimat yang tidak komunikatif, hal-hal yang tidak diinginkan dapat terjadi,
seperti tidak tersampaikan maksud yang ingin diungkapkan dan muncul
kesalahpahaman misalnya tidak boleh menyingung SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan). Kalimat-kalimat tersebut dapat
dipahami oleh pendengar agar nantinya mendapatkan respons berupa jawaban atau
tanggapan yang sesuai. Untuk mencapai komunikasi yang baik dan lancar, kalimat
yang disampaikan harus efektif dan komunikatif.
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
(1). Tidak menyimpang dari kaidah
bahasa
Kaidah bahasa diartikan sebagai
aturan/pedoman yang harus dipatuhi oleh seorang pembicara untuk menyampaikan
ide kepada lawan bicaranya. Secara tertulis, kaidah berbahasa biasanya
berpedoman yaitu ejaan bahasa Indonesia atau EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).
Dalam hal ini, unsur suprasegmental
menjadi bagian yang penting karena unsur suprasegmental terdapat intonasi,
jeda, tekanan, maupun lafal. Coba bayangkan bila dalam suatu komunikasi lisan
tidak ada unsur suprasegmental?
(2). Logis atau dapat diterima
nalar
Penalaran merupakan suatu proses
berfikir untuk menghubungkan data dan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
kesimpulan. Penalaran yang benar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar dan
penalaran yang salah menghasilkan kesimpulan yang salah.
Jenis-jenis penalaran
(3). Jelas dan dapat menyampaikan
maksud atau pesan dengan tepat (Ketersampain pesan)
Pesan dapat
tersampaikan bila sarana yang digunakan untuk menyampaikannya tepat dan
situasinya mendukung. Selain itu, antara pembicara dengan lawan bicara harus
saling memahami kode-kode yang digunakan (misalnya bahasa daerah). Salah satu
syarat membentuk kalimat komunikatif adalah kalimat yang tersusun secara
efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis
atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah dan jelas.
Contoh kalimat
tidak efektif
Kalimat
tidak efektif
|
Kesalahan
|
|
|
Kalimat efektif
|
|
Kalimat yang Komunikatif, tetapi tidak Cermat
Dalam proses komunikasi sering kita temui kalimat yang ditulis atau diucapkan
tidak terlalu mengindahkan tata bahasa atau gramatikal. Artinya, kemungkinan
dalam penyusunan kalimat banyak terjadi kesalahan atau kurang cermat, namun
dapat dipahami karena memang sudah terbiasa didengar atau diucapkan. Namun,
tetap saja ketidakcermatan penyusunan kalimat tidak menjamin terjadinya
komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu, kita harus memahami kriteria kalimat yang
kurang cermat. Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi
berikut.
1. Ketidaklengkapan unsur-unsurnya
Sebuah kalimat jika tidak lengkap unsur-unsurnya apalagi unsur tersebut
seharusnya ada menjadi tidak berarti. Di dalam kalimat, terdapat minimal dua
unsur, yaitu subjek dan predikat. Kalimat yang seharusnya memiliki unsur
jabatan tersebut lalu secara tersurat tak terungkap membuat kalimat menjadi
rancu.Contoh:
a.Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja menjadikan
bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah. (Kalimat ini tidak menjelaskan
siapa yang melengkapi perpustakaan. Artinya, kalimat ini tidak
menyertakan siapa pelakunya atau subjek kalimatnya.)
b. Dengan bersemangat Pak guru menceritakan kepada anak-anak muridnya agar
mereka dapat mengambil hikmah.Kedua kalimat ini juga janggal. Keterangan aspek
seperti akan, belum, telah, masih, sedang, dan sebagainya tidak boleh
disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat antara subjek kata
kerjanya.Perhatikan perbaikannya berikut ini:
c. Selanjutnya akan saya berikan kekurangannya setelah pekerjaan selesai.
d. Jadi, harus kita sukseskan pilkada tahun ini.
3. Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan
Ketidakcermatan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat yang
berlebihan. Unsur yang berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata yang sama
artinya atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu.Contoh:
a. Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus-virus yang membahayakan.
c. Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba.
d. Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.
Kalimat
pertama dan kedua berlebihan dalam hal pemakaian kata para dan banyak
yang menunjukkan makna jamak. Maka, kata berikutnya tidak perlu diulang.
Kalimat ketiga dan keempat tidak perlu memakai kata tugas akan dan bagi.
Jadi, kalimat yang benar ialah:
a. Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus yang membahayakan.
c. Remaja harus mengetahui bahaya narkoba.
d. Siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.
4. Pilihan kata tidak tepat
Ketidakefektifan atau ketidakcermatan penyusunan kalimat juga dapat
disebabkan karena pilihan kata tidak tepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing. Selain itu, ketidakpahaman
terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak
tepat.Contoh
a.Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan dinginnya udara di
sini.
b.Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya.
c.Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya.
Kalimat
pertama terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan akan. Kata pernah
menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan dengan kata akan yang baru
atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti dengan sudah.
Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan. Kalimat kedua
ketidaktepatan pada kata menggemparkan. Kata ini berkonotasi negatif
yang berarti membuat panik. Padahal kenikmatan adalah suatu kesenangan dan
dalam hal ini berkaitan dengan urusan rasa. Maka, frasa yang tepat adalah membuat
takjub. Kalimat ketiga kata besar sendiri dipengaruhi bahasa daerah gede
dewe, yang tepat adalah paling besar. Jadi, perbaikannya
a. Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan dinginnya udara
di sini.
b. Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya.
c. Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah tetangganya.
C. Kalimat yang Cermat, tetapi tidak Komunikatif
Kalimat
yang disampaikan oleh pembicara secara lisan atau penulis secara tertulis
mungkin saja telah sesuai dengan kaidah bahasa, namun jika penyampaiannya tidak
lugas dan padat, dapat menyulitkan komunikan untuk memahaminya. Sebuah kalimat
dapat saja penyusunannya sudah cermat tapi tidak komunikatif. Hal ini dapat
terjadi karena hal-hal berikut ini.
1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk kalimat
majemuk kompleks
.Kalimat yang terlalu luas atau panjang dapat mengaburkan maksud yang
sebenarnya dari kalimat tersebut. Meskipun penyusunannya tidak menyalahi kaidah
gramatikal, namun karena kata yang dipergunakan banyak dan bercabang, dapat
menyebabkan pesan yang dikandungnya jadi tidak dapat ditangkap secara utuh.:
a.. Karena dalam kurikulum itu bidang studi Bahasa Indonesia mendapat
tempat yang teratas berdasarkan alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran
Bahasa Indonesia, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk bidang studi
yang lain berkisar dari 2 sampai dengan 6 jam seminggu, pelajaran
b Bahasa Indonesia dianggap sangat penting dalam rangka mencapai pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan.Bahasa Indonesia
yang oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 diakui sebagai bahasa nasional
dipakai di seluruh Indonesia, di daerahdaerah yang berbeda-beda latar belakang
kebahasaan, kebudayaan, kesukuan, dan di dalam lapisan masyarakat yang
berbeda-beda pula latar belakang pendidikannya
Dua contoh kalimat di atas merupakan kalimat luas atau panjang karena terdapat
klausa-klausa perluasan subjek dan predikat. Uraian kalimat yang terlalu luas
itu sulit dicerna jika disampaikan secara lisan, dan juga harus dibaca lebih
dari sekali untuk memahaminya dalam bentuk tulisan. Kalimat dapat diperpendek
agar lebih mudah dan cepat dipahami dalam bentuk berikut ini.
a. Dalam kurikulum itu, bidang studi Bahasa Indonesia mendapat tempat
teratas, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk bidang studi yang lain
berkisar 2 sampai 6 jam seminggu. Karena itu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap
penting dalam rangka mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, yaitu
untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebangsaan
b. .Bahasa Indonesia yang dalam sumpah Pemuda telah diakui sebagai bahasa
nasional dipakai di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman bahasa, budaya,
suku, dan lapisan masyarakat yang berbeda-beda latar belakang pendidikannya.
2. Kalimat yang terperinci namun pengertiannya
secara umum sudah diketahui
Kalimat yang cenderung panjang kemungkinan dibebani dengan penjelasan yang
harus terperinci. Namun, adakalanya kalimat dapat panjang karena menggunakan
keterangan yang tidak perlu. Keterangan tersebut secara umum sudah diketahui
oleh pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, penjelasan tersebut dapat
diganti dengan kata yang sepadan tetapi lebih hemat.Contoh:
a. Hari ini, Rudi menggunakan baju dengan kerah pendek yang biasa orang
pakai untuk salat di masjid.
b. Andi memasukkan angin ke dalam ban sepeda agar ban itu kembali dapat
dijalankan.
Kalimat di atas terlalu panjang dan tidak efektif. Kedua kalimat di atas
dapat diganti dengan kalimat berikut.
a. Hari ini, Rudi memakai baju koko.
b. Andi memompa ban sepedanya agar dapat jalan lagi.
3. Kalimat tidak logis
Kalimat
yang disampaikan secara cermat juga dapat tidak komunikatif karena tidak logis.
Kalimat seperti ini dapat menyebabkan salah penafsiran sehingga menimbulkan
pemahaman dan tanggapan yang berbeda.Contoh:
a. Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b. Pemenang terbaik ke-2 akan mendapatkan voucher belanja seharga 2
juta rupiah.
Kalimat pertama memang tidak logis karena tidak mungkin dengan mengucapkan
puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat membuat karya tulis selesai.
Kalimat kedua tidak logisnya pada kata terbaik. Makna kata terbaik adalah
paling baik, jadi tidak ada terbaik kedua. Kalimat di atas dapat diperbaiki
menjadi:a. Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
karya tulis ini dapat penulis selesaikan. Atau Puji syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
b.Pemenangke-2akan mendapatkan voucher belanja seharga 2 juta rupiah.
D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan Santun
Dalam komunikasi, bukan hanya penyampaian kalimat yang efektif dan komunikatif
yang harus diperhatikan, tetapi juga kesantunan dalam berbahasa. Kalimat yang
santun lebih ditujukan untuk penghormatan kepada mitra bicara atau komunikan.
Penyampaian kalimat memang harus tetap efektif, cermat, dan komunikatif juga
bernilai rasa bagus dan santun. Untuk menyampaikan kalimat yang santun,
harus dipertimbangkan pula penggunaan kosakata baku dan pilihan kata yang
sewajarnya serta tidak berkonotasi kurang baik. Dengan kalimat yang efektif dan
santun, tanggapan yang muncul dari mitra komunikasi juga akan berkesan baik..
Perhatikanlah contoh kalimat di bawah ini
.1a. Agar kami dapat memberikan nilai pada pekerjaan Saudara, kami perlu
data pribadi Saudara.
Bandingkan dengan:
1b. Agar kami dapat mengevaluasi pekerjaan Saudara, kami membutuhkan data
pribadi Saudara.2a. Yang kami tahu selama ini, belum ada siswa yang dikeluarkan
karena kasus narkoba.
Bandingkan dengan
2b. Sepengetahuan kami, belum ada siswa yang dikeluarkan karena kasus
narkoba.
3a. Setelah membaca surat Saudara tertanggal 4 Juli 2007 dengan nomor surat
122/PC-3/2007, maka kami kirimkan surat balasan...
Bandingkan dengan:
3b. Menjawab surat Saudara tertanggal 4 Juli 2007, Nomor 122/PC-03/2007,
kami sampaikan bahwa...
4a. Untuk menyambut tamu yang kita hormati, kami harap hadirin berdiri.
Bandingkan
dengan:
4b. Untuk menyambut tamu kehormatan kita, kami mohon kesediaan hadirin
untuk berdiri.
5a. Kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian kami
tersebut.Bandingkan dengan:
5b. Kami menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian kami tersebut.
Kalimat b lebih terasa santun daripada kalimat a.
Referensi
Iskak, Ahmad
dan Yustinah. 2008. Bahasa Indonesia tataran Semenjana. Jakarta: Erlangga
Tim MASTER
(Modul Acuan Siswa Terampil). Tanpa tahun. Bahasa Indonesia. Klaten: TIM AVIVA
http://mgmpbinsmk.blogspot.com/2012_11_01_archive.html